ACHMAD FIRDAUS (afda corp)
TIADA HARI TANPA PERUBAHAN- SETIAP HARI ADALAH PERBAIKAN- SETIAP WAKTU ADALAH PENYEMPURNAAN
FILM 2012 DAN PENDANGKALAN AQIDAH
Oleh. A. Firdaus
Fakta telah mengungkap, pergolakan antara kebenaran dan kebathilan adalah suatu hal yang tak dapat dipungkiri saat ini. sebuah buku karangan Ahmad Thomson yang berjudul Dajjal – The AntiChrist mengatakan bahwa dunia yang sedang kita jalani dewasa ini sejak hampir satu abad yang lalu telah menjadi sebuah Sistem Dajjal. Peradaban dunia semenjak raibnya sistem Islam, perlahan tapi pasti telah mengarah dan membentuk diri menjadi sebuah peradaban yang sarat dengan Dajjalic Values. Kian hari kian nyata bahwa nilai-nilai Ilahi yang suci dan mulia secara sistematis mengalami marginalisasi alias penghapusan.
Sedemikian hegemoniknya sistem Dajjal sehingga apabila dalam waktu dekat oknum Dajjal muncul ke tengah umat manusia, maka ia akan segera dinobatkan menjadi pemimpin sistem tersebut. Sebab sistem yang dibangun dengan sebutan Novus Ordo Seclorum (the New World Order) ini sangat compatible dengan karakteristik oknum Dajjal. Berbagai lini kehidupan telah dirancang dan dibentuk agar cocok dengan the arrival of the AntiChrist (kedatangan Dajjal). Segenap lini kehidupan manusia yang mencakup ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, militer, pendidikan dan hukum dijauhkan dari nilai-nilai Islam. Bahkan aspek entertainment pun diarahkan untuk menyambut kedatangan Dajjal.
Sebuah fenomena yang perlu diwaspadai akhir-akhir ini, ketika sebagian besar orang dihebohkan dengan peluncuran film box office yang mampu menyedot perhatian sebagian besar penduduk planet bumi, yaitu film berjudul ‘2012’. Buktinya, hari-hari ini banyak orang berbondong-bondong ingin menyaksikan film yang dibintangi oleh John Cusack ini. Bahkan ada yang rela antri berjam-jam untuk menyaksikannya. Film yang mengangkat tema hari kiamat yang akan terjadi di 2012 sebenarnya sudah beberapa kali diangkat di dunia perfilman seperti film ‘The Day After Tomorrow’ tahun 2004 silam atau Knowing tahun 2009. Tetapi berbeda dengan film sebelumnya, ‘2012' garapan sutradara Roland Emmerich tersebut lebih menyuguhkan visual efek yang fantastis. Tak heran hanya dalam waktu tiga hari, film kontroversial ini nyaris sudah mendekati break event point, yakni meraup pendapatan sebesar US $225 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun lebih. Bahkan Columbia Pictures, distributor film ini menyebut kalau film yang bercerita tentang akhir zaman itu menjadi film terlaris sepanjang sejarah.
Antusiasme penonton di seluruh dunia terhadap film ini disebabkan kontroversi tema yang menjadi fokus utama ketimbang isi filmnya sendiri. Apalagi ditambah dengan adanya segelintir tokoh masyarakat yang terprovokasi dengan film ini dan menyerukan agar pemerintah melarang pemutarannya, dan pada kenyataannya logika masyarakat sekarang ini “rada aneh”: semakin dilarang, maka produk itu semakin dicari dan makin laku. Larangan hanya akan menambah popularitas film ini sendiri dan hasilnya justru akan kontraproduktif. Ada apa sebenarnya dengan film ini?
Film yang digarap selama enam bulan di Vancouver-Kanada ini ini merujuk pada beberapa ramalan antara lain : ramalan Nostradamus, kalender Indian Maya Kuno, kalender Cina Icing yang meramalkan bahwa kehidupan dunia akan berakhir di tahun 2012.
Isu tentang “Kiamat 2012” sangat terkait dengan ramalan suku Maya sebagaimana digambarkan dalam salah satu penanggalan kunonya yang menyatakan jika pada 21 Desember 2012 akan terjadi pergantian abad yang ditandai dengan “pembersihan bumi”. Dalam peristiwa ini, umat manusia akan memulai satu abad yang sama sekali baru. Ramalan suku Maya memang sangat diperhatikan banyak kalangan, dari akademisi hingga kalangan supranatural, disebabkan bangsa ini memang terkenal dengan keakuratan sistem penanggalannya.
Benarkah Suku Maya menyatakan 21 Desember 2012 sebagai Hari Kiamat? Ternyata pernyataan tersebut dibantah dan menimbulkan kontroversi diantara para peneliti penanggalan Maya itu sendiri. Menurut Lawrence E. Joseph (CEO Aerospace Consulting Corporation yang berbasis di New Mexico) yang juga dikuatkan oleh peneliti-peneliti sistem penanggalan Maya dunia lainnya seperti Jose Arguelles, Robert K. Stiller dan lain-lain, mereka menyatakan jika di paruh akhir tahun 2012 merupakan satu perpindahan zaman dan akan terjadi bencana alam. entah benar atau tidak.
Suatu hal yang perlu dipahami bahwa secara tidak langsung film ini ingin mengkondisikan umat manusia untuk meyakini bahwa the end of time atau apocolypse artinya hari Kiamat bakal terjadi pada tanggal tertentu yang sudah bisa diprediksi. Ini merupakan suatu ramalan yang sangat berbahaya dari sudut pandang aqidah Islam. Karena hari kiamat merupakan perkara ghaib yang telah menjadi ketetapan Allah yang harus diyakini dengan pemahaman Islam yang lurus.
Manusia terbaik sepanjang sejarah, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh Malaikat Jibril tentang kapan datangnya hari kiamat, Rasulullah menjawab bahwa yang ditanya tidak lebih tahu dari pada yang bertanya. Hadis itu menegaskan pada kita bahwa Rasulullah pun ‘manusia yang paling mulia di hadapan Allah tak mengetahui kapan hari kiamat terjadi karena itu adalah rahasia Allah dan Dia-lah yang maha mengetahui. Bahkan dengan tegas Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan dalam Al Qur’an Surah Al Ahzab: 63 “ Apabila Manusia bertanya kepadamu (Muhammad) tetntang hari kiamat. Katakanlah, “Ilmu tentang hari Kiamat itu hanya di sisi Allah”.
Pada ayat yang lain Allah mengingatkan juga kepada manusia bahwa hari kiamat merupakan rahasia Allah yang akan terjadi secara tiba-tiba, tanpa melalui prediksi dan ramalan yang marak melanda ummat manusia saat ini, Allah berfirman: ”Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Kapankah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu ada pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (QS Al-A’raaf: 187)
Penjelasan ayat tersebut jelas bertentangan dengan film ‘2012’, karena siapapun meyakini bahwa hari kiamat akan terjadi tahun 2012, berarti ia telah menggadaikan eksistensi aqidahnya. Sebab setiap manusia harus senantiasa meyakini bahwa hanya Allah yang Maha Tahu perkara nyata maupun ghaib.
Sisi lain film ‘2012’ ini ternyata berakhir dengan masih adanya segelintir manusia yang dapat survive atau bertahan hidup sesudah dahsyatnya peristiwa hari kiamat. Artinya, secara tidak langsung ide di balik film ini tejadi penyimpangan aqidah di dalamnya, karena telah menggiriring penonton mengingkari hari kiamat dalam perspektif aqidah Islam. Islam mengajarkan bahwa hari Kiamat merupakan the day of total destruction of the whole universe by Allah the Al-Mighty Creator (hari penghancuran total alam semesta atas kehendak Pencipta Yang Maha Kuasa, Allah Subhanahu wa ta’ala). Pada saat Malaikat Israfil meniup sangkakala pertama kali sebagai tanda kiamat berlangsung, maka seluruh makhluk yang bernyawa akan dimatikan oleh Allah. Sebagaimana yang telah Allah kabarkan kepada manusia dalam Al Qur’an:
”Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” (QS Az-Zumar ayat 68)
Suatu hal yang perlu dipahami bahwa gagasan mendasar di balik film ini ialah secara implisit mempromosikan kehadiran Sang Penyelamat Dunia Palsu yang digambarkan sebagai Pemimpin dan Pelindung para survivors (orang-orang yang berhasil selamat melewati hari kiamat ‘2012’). Sungguh, ketika hal semacam ini telah diyakini kebenarannya maka hal tersebut akan menghancurkan aqidah seseorang dan akan menyesatkannya dengan kesesatan yang nyata.
Sikap mempercayai adanya pihak selain Allah yang mengetahui perkara ghaib bisa mengantarkan seseorang terjatuh dalam kesyirikan, sebab ia rela mengalihkan kepercayaannya dalam perkara ghaib kepada pihak selain Allah. Isyarat tentang waktu terjadinya hari Kiamat dari Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam adalah beliau hanya menyampaikan bahwa hari kiamat bakal terjadi pada hari Jumat. Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:“Dan tidak akan terjadi hari Kiamat kecuali pada hari Jum’at.” (HR Muslim). Namun tanggal, bulan dan tahun berapa? Wallahu a’lam. Hanya Allah Yang Maha Tahu.
Olehnya itu telah menjadi sebuah ketetapan Allah bahwa hari kiamat pasti akan terjadi, tetapi tak seorang pun yang dapat mengetahui waktu terjadinya, maka suhd seharusnya setiap insan yang bernyawa untuk mempersiapkan diri menanti datangnya keputusan Allah dengan segala hikmah-Nya. Wallahu a’lam bish shawab.
Entri Populer
-
Oleh: A.Firdaus Seorang bocah suku Thonga yang telah berusia antara 10 hingga 16 tahun, dia dikirim ...
-
Achmad Firdaus, S.Si Alhamdulillah, semoga Allah merahmati kita semua. Saya sempat terkesima ketika...
-
A. Firdaus Tentu masih nyantol di ingatan kita secuil pelajaran sejarah, konon katanya dahulu...
-
“ Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu d...
-
Bumi Allah, 07 N0vember 2009 Kutitip Surat Untukmu Nak! Buah hatiku… Assalamu ‘alaiku...
-
A. Firdaus Dahulu kala di negeri Skonlandia, ada seorang raja bernama Bruce. Dia sudah enam kali memimpin pasukannya menuju medan perang...
Minggu, 27 Maret 2011
Surat Dari Ibu
Selasa, 08 Maret 2011
RELEVANSI PENGKADERAN DAN IDEALISME MAHASISWA
Seorang bocah suku Thonga yang telah berusia antara 10 hingga 16 tahun, dia dikirim oleh orang tuanya ke ‘curcumcision school’ yang diselenggarakan tiap 4 atau 5 tahun sekali. Ritual inisiasi ini dimulai dengan berlarinya setiap bocah dalam garis panjang yang di sana telah berbaris para laki-laki dewasa yang akan memukuli mereka dengan tongkat kayu di sepanjang perjalanan. Di akhir perjalanan, baju sang bocah akan dilucuti dan rambutnya dicukur habis. Dia harus menjalani tiga bulan masa inisiasi untuk menjalani enam ujian utama: dipukuli (oleh laki-laki dewasa yang telah dilantik), bertahan dalam cuaca dingin tanpa baju dan selimut, kehausan, makan makanan yang tidak enak, dihukum dengan meremukkan jari ketika ketahuan melanggar aturan, dan terancam tewas selama menjalani ritual. Suku tertua di Afrika Selatan ini masih memelihara tradisi perploncoan untuk anak laki-laki yang ingin mendapat pengakuan sebagai seorang laki-laki dewasa. Sungguh
mengerikan, tapi ini adalah sebuah kenyataan.
Memang inilah ironisnya pengkaderan. Di satu sisi, mahasiswa menganggap bahwa ide ’cerdas’nya layak untuk diaplikasikan pada mahasiswa baru, akan tetapi dalam perjalanannya ada saja ketimpangan di dalamnya. Seperti yang sudah sering terjadi bertahun-tahun silam. Ospek telah mengakibatkan maba cedera, cacat seumur hidup bahkan terenggut jiwanya secara ’terpaksa’. Ketika semua itu terjadi, siapa yang bertanggungjawab?
Pengkaderan selama ini memang jarang yang lebih mengarahkan ke fungsi dan peran mahasiswa ideal sebagai Iron stock, agent of change, dan Moral force. Penekanan lebih ke arah bagaimana mereka menghadapi tantangan dan masalah serta mencari solusi atas semua masalah itu. Satu hal yang menarik kita renungkan, bukankah ketika kita menyambut kawan-kawan maba yang masih ‘lugu’ dengan warna kekerasan, diakui atau tidak, sebenarnya merupakan bentuk perlawanan terhadap nurani? Siapapun, sepanjang masih mengedepankan rasionalitas dalam berpikir, akan merasakan suatu pertentangan secara diametral dengan hati kecil mereka. Karena pada dasarnya mahasiswa menolak kekerasan, namun yang terjadi hanyalah bentuk-bentuk represif persuasif yang terjewantahkan dalam dalam kontinuitas keseharian mahasiswa.
Pertama, materi life skill dan organisasi, fokus yang dibangun di sini adalah pengkaderan berbasiskan kesadaran. Karena yang perlu ditanamkan dari awal di benak maba adalah kesadaran pengenalan diri. Juga perlu diperkenalkan organisasi. Jangan sampai mahasiswa hanya mentok pada bangku kuliah saja. Tentu beda seorang mahasiswa yang cerdas-organisatoris dengan mahasiswa yang pasifis. Materi ini lebih efektif daripada bentakan dan cemoohan yang tidak jelas. Bagaimana mungkin bisa jadi intelegensia kalau moralitas saja lemah.
Jika dulu pernah disakiti, maka lebih mulia membalas itu dengan cinta. Cinta yang tulus dari dasar jiwa akan membawa manusia pada kesadaran bahwa hidup haruslah berarti. Sunggu Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan, dan Allah akan membalasnya. Wallahu A’lam bish Shawab.
Menanti Idealisme Mahasiswa di Zaman Neolitikum Modern
Valentine's Day dan Konspirasi Liberalisasi Budaya
Hari 'kasih sayang' yang dirayakan oleh orang-orang Barat pada tahun-tahun terakhir disebut 'Valentine Day' amat popular dan merebak di pelosok Indonesia. Terlebih lagi dipertengahan bulan Februari di mana banyak kita temui jargon-jargon (simbol-simbol atau iklan-iklan) untuk mengekspos dan melestarikan budaya penyembah berhala zaman Romawi kuno ini. Berbagai tempat hiburan bermula dari diskotik, hotel-hotel, organisasi-organisasi maupun kelompok-kelompok kecil berlomba-lomba menawarkan acara untuk merayakan Valentine. Kehebohan pun menghiasai halaman-halaman media massa dari media cetak dan elektronik. Mall dan pusat perbelanjaan sampai toko-toko kecil pun turut larut dalam kehebohan itu. sebagian besar orang Islam juga turut dicekoki dengan iklan-iklan Valentine Day.
“Hukum Jahiliahkah yang mereka kehendaki? Siapakah yang lebih baik hukumnya daripada Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS Al Maidah: 50).